Bersama Pasti "Welcome to My Blog"


Kamis, 18 November 2010

KOMPETENSI SEBAGAI PERSYARATAN MUTLAK DALAM PROFESIONALISME

Sebagai pegawai maupun karyawan dimanapun tempat bekerja mengemban tanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi. Hendaknya menyadari dan bertanya pada diri masing-masing ”sudahkah yang kita berikan selama ini untuk keberhasilan organisasi sesuai dengan persyaratan kompetensi menuju kepada profesionalisme?”. Tentunya jawaban ini masih jauh dari harapan kita semua, karena masih banyak yang benar-benar belum pada posisi The Right Man In The Right Job, jadi mungkin 
hanya sebagian kecil yang dirinya merasa sesuai dengan kriteria yang dipersyaratkan, namun belum sesuai dengan kapabilitas yang dimiliki. Mari kita kaji bersama mengenai pengertian Kompetensi, dimana kompetensi berasal dari bahasa Inggris yaitu Competency yang mengandung pengertian kemampuan lebih yang dimiliki seseorang namun tidak dimiliki orang lain. Dari pengertian sederhana ini ditekankan adanya kemampuan lebih.
Dari sini sudahkah kita memilikinya?. Sayang dari kesemua ini bila terus dibiarkan akan terjadi pemati-surian secara perlahan kemampuan terbesar yang dimiliki semua umat manusia yaitu kecerdasan dan keterampilan. Pegawai maupun karyawan dituntut memiliki kompetensi yang sangat tinggi, yaitu : (1) motivasi diri (2) analisa kemungkinan rugi (3) kemampuan berkomunikasi (4) penegakan efektif (5) diplomatis (6) kemampuan memutuskan (7) tekun (8) kemampuan mempengaruhi dan (9) kemampuan mengatasi masalah. Dari kesemua ini membuktikan bahwa tugas pegawai maupun karyawan sangat berat dan tidak bisa hanya sekedar dikerjakan begitu saja, apalagi sampai terpikir bahwa ’yang penting gaji, bukan pekerjaannya’.
Sekarang mari kita lihat pada pengertian Profesional yang menunjuk pada kemampuan daya pikir dan daya kerja yang sesuai dengan kompetensi yang tinggi. Biasanya seorang profesional bila kita ambil dari Teori Lima Jenjang Kebutuhan Abraham Maslow cenderung menempatkan diri pada esteem need (kebutuhan akan penghargaan) dan self actualization need (kebutuhan aktualisasi diri) dimana mereka menghendaki adanya pengakuan dan penghargaan dengan berfokus pada reward and funishment. Jika setiap pegawai maupun karyawan telah memiliki persyaratan kompetensi yang diharuskan, maka diharapkan sifat profesionalisme akan tumbuh dan berkembang dalam masing-masing individu. Untuk bersikap profesional dapat digunakan pemeo yang telah diterapkan selama ini, yaitu ”kerja keras, kerja cerdas, kerja tangkas, kerja cermat, kerja tuntas dan kerja ikhlas”. Pemeo ini hendaknya menjadi acuan dari sikap profesionalisme segenap pegawai maupun karyawan dengan demikian maka tugas berat yang organisasai selama ini akan dapat dilaksanakan dengan kinerja yang lebih baik. Perlu juga diingat bahwa keberhasilan pegawai maupun karyawan hendaknya juga diimbangi dengan iktikad baik dari segenap level pimpinan baik dari Level Low Management, Middle Management, maupun Top Management agar dapat menghargai yang benar-benar profesional dan menjatuhkan hukuman disiplin bagi yang tidak bersikap profesional.
Setelah melihat uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Kompetensi akan sangat menentukan tingkat Profesionalisme. Oleh karenanya marilah kita memulai dan mengakhiri dengan sesuatu yang bernilai tinggi.

Tidak ada komentar:

Bersama Pasti "Visitors"

free counters

Bersama Pasti "Funny or Die"